Header Ads Widget

Sepenggal Cerita Seorang Guru

Ticker

6/recent/ticker-posts

PEMBENTUKAN BUDAYA DISIPLIN POSITIF MELALUI KESEPAKATAN KELAS BERBASIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN DEUKEUT, DEUDEUH, IMEUT (DEKAT, SAYANG, PERHATIAN)

 

PEMBENTUKAN BUDAYA DISIPLIN POSITIF MELALUI KESEPAKATAN KELAS BERBASIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN DEUKEUT, DEUDEUH, IMEUT (DEKAT, SAYANG, PERHATIAN)

ARTIKEL

Oleh:

Nevi Nurzaman, S.Pd.
CGP SMA Mekar Arum Cileunyi Kabupaten Bandung

 

A.   Latar Belakang

Pendidikan merupakan cara atau sebuah upaya yang dapat digunakan seseorang dalam meraih sesuatu yang diharapkan, pendidikan sendiri mempunyai peran yang sangat besar dan strategis dalam proses kemajuan peradaban yang terjadi di dunia ini sepanjang sejarah. Salah satu pendidikan yang penting dalam membangun peradaban yang baik adalah pembentukan disiplin dan budaya positif yang diterapkan dalam aktivitas di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Disiplin positif sendiri merupakan sebuah model disiplin yang difokuskan pada perilaku positif murid agar menjadi pribadi yang penuh hormat dan bertanggung (Nelsen, Lott & Glenn, 2000). Disiplin positif mengajarkan keterampilan sosial dan emosional dan keterampilan kehidupan yang penting dengan cara penuh hormat  dan membesarkan hati tidak hanya bagi murid tetapi juga bagi orang dewasa (termasuk orangtua, guru, staf administrasi dan lainnya). Dalam Menerapkan pendekatan disiplin positif sekolah memiliki peran penting dalam membimbing, memperbaiki, dan mensosialisasikan kepada  murid mengenai perilaku yang sesuai. Agar perubahan berhasil, diperlukan pendekatan terkoordinasi yang melibatkan semua peran di komunitas sekolah. Sekolah perlu bekerja dengan orangtua untuk memastikan konsistensi antara rumah dan sekolah, serta membekali mereka dengan informasi dan alat untuk mempraktekkan disiplin positif di rumah.

Upaya dalam membangun disiplin positif di sekolah yang berpihak pada murid diawali dengan membentuk lingkungan kelas yang mendukung terciptanya budaya positif, yaitu dengan menyusun kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas yang efektif dapat membantu dalam pembentukan budaya disiplin positif  di kelas. Hal ini juga dapat membantu proses belajar mengajar yang lebih mudah dan tidak menekan. Seringkali permasalahan dengan murid berkaitan dengan komunikasi antara murid dengan guru, terutama ketika murid melanggar suatu aturan dengan alasan tidak mengetahui adanya aturan tersebut. Kurang adanya komunikasi ini menyebabkan relasi murid dan guru menjadi kurang baik. Kesepakatan kelas berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan murid bekerja bersama membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kesepakatan kelas tidak hanya berisi harapan guru terhadap murid, tapi juga harapan murid terhadap guru. Kesepakatan disusun dan dikembangkan bersama-sama antara guru dan murid.

Di sekolah-sekolah yang ada di Daerah Provinsi Jawa Barat sebenarnya sudah menerapkan budaya disiplin positif dengan menjungjung tinggi adat ketimuran. Untuk melestarikan disiplin positif tersebut visi guru penggerak menciptakan murid impian yang berkarakter pelajar pancasila adalah dengan menerapkan suatu konsep pendekatan secara kekeluargaan dalam membuat dan menjalankan kesepakatan kelas berdasarkan kearifan lokal khas Jawa Barat yaitu metode Deukeut, Deudeuh, Imeut. Metode ini terinspirasi dari filosofi silih asah, silih asuh dan silih asih yang mempunyai makna saling mengingatkan, saling mengasihi dan saling membimbing. Deukeut (Dekat) merupakan metode pendekatan secara personal terhadap peserta didik agar terjalin hubungan yang baik dan harmonis antara staff pengajar dengan peserta didik, maupun peserta didik dengan temannya, tujuannya siswa mempunyai karakter hormat kepada guru, sopan kepada siswa yang lebih tua dan santun kepada siswa yang lebih muda. Dedeuh (Sayang) Memberikan rasa kasih sayang, aman dan nyaman terhadap setiap peserta didik, sehingga guru memiliki peran sebagai Orang Tua ketika berada di sekolah. Dengan adanya rasa sayang ini membuat guru dan siswa saling mengerti satu sama lainnya. Imeut (Perhatian) setiap guru harus teliti dan memberikan perhatian lebih terhadap setiap murid sehingga setiap masalah siswa sekecil apapun dapat diketahui dan memberikan solusi yang bermanfaat. Bahkan ketika ada permasalahan yang dialami oleh peserta didik mereka tidak ada rasa canggung untuk menceritakannya dan guru memberikan solusi dari masalah yang dihadapi oleh siswanya.

 

B.   Tujuan Aksi Nyata

1.  1. Peserta didik membuat dan kesepakatan kelas tentang budaya disiplin positif di kelas dengan metode pembelajaran deukeut, deudeuh, imeut

2.   2.Peserta didik memiliki karakter pelajar pancasila yang dikolaborasikan dengan budaya lokal khas Jawa Barat

3.    3.Tumbuhnya karakter silih asah, silih asuh dan silih asih

 

C.   Deskripsi Aksi Nyata

Pembentukan budaya disiplin positif diawali dengan membuat kesepakatan kelas yang telah di setujui oleh guru dan murid. Kelas yang penulis pakaia sebagai subjek adalah peserta didik XII MIPA dikarenakan penulis merupakan guru mata pelajaran kimia yang mengajar di kelas tersebut. Adapun runtutan kegiatan aksi nyata mewujudkan Pembentukan Disiplin Positif Melalui Kesepakatan Kelas Berbasis Pendekatan Pembelajaran Deukeut, Deudeuh, Imeut (Dekat, Sayang, Perhatian) ini adalah sebagai berikut :

1.  1. Mengadakan diskusi tentang pembuatan kesepakatan kelas dalam menerapkan budaya disiplin positif di kelas bersama peserta didik melalui aplikasi google meet

2.  2. Setiap pendapat peserta didik ditampung terlebih dahulu oleh guru yang nantinya akan dibuat kesimpulan menjadi sebuah kesepakatan dalam kelas

3.   3. Setelah terdapat kesepakatan kelas guru dan peserta didik melakukan kesepakatan tersebut dengan penuh tanggung jawab

4.   4. Guru memantau kesepakatan terserbut dan melakukan refleksi

5.   Hasil kesepakatan kelas yang telah dilakukan dilaporkan ke kepala sekolah sebagai bahan umpan balik untuk perbaikan kedepannya.  

Tolak ukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini adalah :

1.  1. Peserta didik terbiasa menerapkan budaya disiplin positif yang dikolaborasikan dengan budaya lokal khas jawa barat silih asih, silih asah dan silih asuh

2.    2. Peserta didik berprilaku sopan dan satun dalam kesehariannya di sekolah

 

D.   Hasil Aksi Nyata

Pelaksanaan Pembentukan Disiplin Positif Melalui Kesepakatan Kelas Berbasis Pendekatan Pembelajaran Deukeut, Deudeuh, Imeut (Dekat, Sayang, Perhatian) ini tetap dilaksanakan walaupun dalam masa pandemic covid-19, hasil aksi nyata yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1.  1. Pembiasaan mengadakan kesepakatan kelas dalam membentuk budaya disiplin positif di sekolah, awalnya banyak yang acuh tak acuh terutama rekan sejawat yang sudah dalam posisi nyaman. Caranya mengatasi hal tersebut adalah dengan berkonsultasi dengan kepala sekolah tentang pentingnya kesepakatan kelas dan hal yang terpenting adalah kesepakatan kelas tersebut harus sejalan dengan visi sekolah yaitu dekeut, deudeuh, imeut.

2.    2.Kesepakatan kelas yang dilakukan dibuat secata vitual melalui aplikasi google meet

3.  3. Perilaku peserta didik mulai berubah ketika pembelajaran daring diantaranya adanya rasa tanggung jawab terhadap tugas yang harus dikumpulkan, disiplin waktu dalam melakukan proses pembelajaran.

4.   4. Perilaku peserta didik ketika mengumpulan buku penghubung ke sekolah selalu mentaati protokol kesehatan dan menyapa serta mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru dan teman sekelasnya.

5.  Peserta didik dengan sopan dan santun menghubungi guru melalui whats app apabila menanyakan tugas yang belum dikerjakannya.

  

E.   Refleksi 

Pembiasaan positif dari aksi nyata yang dilakukan ini adanya kesepakatan kelas yang telah dibuat antara guru dan murid. Kelas impian yang di cita-citakan akan terwujud dengan adanya komunikasi positif di kelas melalui kesepakatan yang dibuat bersama-sama. Semua kegiatan yang dilakukan dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan diakhir diadakan evaluasi serta umpan balik untuk perbaikan kedepannya demi terciptanya disiplin positif yang diharapkan di kelas dan sekolah.  

F.    Perbaikan yang Dilakukan

Kelemahan aksi nyata ini adalah belum sepenuhnya terpantau karena pembiasaan disiplin positif ini dilaksanakan pada saat masa pandemi covid-19. Jika nanti pembelajaran sudah berjalan dengan normal proses kesepakatan kelas akan dilaksanakan secara maksimal dan poster hasil kesepakatannya akan dibuat semenarik mungkin dan ditempel di kelas masing-masing agar guru dan murid selalu ingat dalam melaksanakannya demi terbentuknya budaya disiplin positif di sekolah.

 

G.   Dokumentasi Kegiatan

Penjelasan budaya disiplin positif kepada peserta didik

Kesepakatan kelas yang dihasilkan antara guru dan peserta didik

Posting Komentar

0 Komentar